Minggu, 14 November 2010

Sentra Sepatu Cibaduyut : Merebut Kembali Kejayaan Sepatu Lokal

Sebagai sentra produksi sepatu dan olahan kulit, kawasan Cibaduyut sudah dikenal sejak lama. Persisnya, sejak 1920, Cibaduyut sudah dikenal sebagai produsen alas kaki terbesar di Indonesia sampai sekarang. Produksinya, selain dialokasikan untuk memenuhi permintaan pasar lokal, sebagian kecil dari sejumlah pengusaha mengekspor hasil produksinya keluar negeri seperti ke kawasan Timur Tengah dan Afrika.

Sentra sepatu dan olahan kulit cibaduyut, berada di sekitar kawasan Cibaduyut dalam wilayah Kecamatan Bojongloa Kidul Kota Bandung. Lokasi masuk ke kawasan ini gampang dikenali, berupa patung sebuah sepatu wanita ber-hak tinggi di jalan masuk ke Cibaduyut tak jauh dari terminal Leuwipanjang kota Bandung. Tak hanya sepatu, masyarakat di kawasan ini juga memproduksi sandal, tas, dompet dan barang lainnya dari bahan kulit. Pada masa kejayaannya, produk sepatu Cibaduyut membanjiri pasar lokal di dalam negeri juga mampu mengekspor beraneka jenis alas kaki ke mancanegara.

Namun, sekarang ini sentra produksi sepatu Cibaduyut tidak lagi seramai seperti saat kejayaan kawasan ini tahun 1980an. Boleh dikata, perkembangan usaha dan produksi sepatu di kawasan ini relatif berjalan stagnan. Meski demikian, produk sepatu dan aneka kerajinan kulit lainnya dari kawasan ini tetap tak lekang oleh waktu. Beragam terobosan pemasaran yang dilakukan para pelaku usaha, membuat para pengrajin tak kehabisan order. Masih saja ada pesanan yang datang untuk dikerjakan.
Kendala “psikologis” sebagian besar masyarakat Indonesia yang lebih gemar menggunakan produk sepatu bermerk membuat sepatu buatan Cibaduyut sepertinya kalah bersaing dalam segi kualitas dan harga. Padahal, sepatu “made in” Cibaduyut sebetulnya sudah banyak dipakai berbagai kalangan. Ini, karena sepatu-sepatu bermerek, dan yang umum kita lihat di butik-butik sepatu, sebagian besar dikerjakan di Cibaduyut.
Kembali Semarak

Di tengah serbuan produk sepatu impor, terlebih dalam era pasar bebas dan dibelakukannya AC-FTA pada Januari 2010 lalu, produk sepatu Cibaduyut mau tidak mau harus siap bersaing dengan produk dari negara lain, khususnya Cina. Meski begitu, berbagai terobosan untuk mendorong pemanfaatan produk dalam negeri, khususnya sepatu Cibaduyut sudah banyak dilakukan.

Diantaranya, pemerintah telah menerbitkan Permendag No. 56/M-DAG/PER/12/2008 tentang ketentuan impor lima produk konsumsi, yakni alas kaki, garmen, produk elektronik, mainan, serta makanan dan minuman. Diterbitkannya peraturan menteri ini salah satunya untuk melindungi produk dalam negeri, karena produk-produk inilah yang umumnya paling banyak diimpor secara ilegal.

Meski banyak yang pesimis dengan dikeluarkannya permen ini, setidaknya para pelaku industry sepatu di cibaduyut bisa sedikit bernafas lega, karena industri sepatu lokal bisa kembali bergairah. Potensi pasar di dalam negeri yang luar biasa, merupakan salah satu sasaran pemasaran produk sepatu Cibaduyut untuk kembali menapak sukses.

Dukungan yang cukup berarti juga diberikan oleh mantan Wapres Jusuf Kalla. Saat masih menjabat, JK turut berkontribusi memomulerkan sepatu Cibaduyut dengan koleksi merek “JK”nya. Meski sebagian kalangan mencibir langkah JK, karena dianggap bagian dari program kampanye menjelang pemilihan Presiden, namun upaya JK patut diapresiasi karena mampu kembali menggairahkan sentra produksi sepatu di Cibaduyut. Kabarnya, sepatu “JK collection” ini, cukup laris dan diminati pasar.

Bayangkan jika program pemberdayaan usaha seperti yang dilakukan JK ini tidak semata-mata program ad hoc, melainkan program terencana yang berkelanjutan. Dapat dipastikan industri sepatu Cibaduyut terus bergerak dan bertumbuh lebih besar lagi.

Pemerintah daerah, baik itu Provinsi Jawa Barat maupun Pemkot Bandung, bukannya tak memiliki program serupa. Wakil Gubernur Jawa Barat Dede Yusuf telah mengeluarkan intruksi yang mengharuskan seluruh pegawai di lingkungan Pemprov Jabar diharuskan menggunakan sepatu buatan Cibaduyut untuk menggerakkan roda perekonomian di wilayah tersebut. Di sentra sepatu Cibaduyut, saat ini terdapat sekitar 800 perajin dan mayoritas perajin tersebut tergabung dalam Usaha Kecil Menengah. Diharapkan, program ini dapat mendorong pemberdayaan UKM di kawasan ini.

Saat ini, seperti ditulis harian Seputar Indonesia (02/03/2009), produktivitas sepatu yang dihasilkan dari kawasan Cibaduyut ini mencapai 1.000 pasang per bulan dengan tingkat penjualan mencapai sekitar 700.000 pasang per tahun. (Bdgcity/dari berbagai sumber)


Sumber: http://www.bandungcity.info/business/detail/sentra-sepatu-cibaduyut-merebut-kembali-kejayaan-sepatu-lokal


Kontak Peluang Usaha:

Alamat: Jl. TB Suwandi Lingkungan Perintis 3 Serang, Banten, Indonesia
Info SMS : 082112656518

Blog/FB/Page :
Sepatu, Sandal & Tas Cibaduyut (Blog)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar